RANCAEKEK – CNN
Dari pantaun awak media, banjir di wilayah Desa Sukamanah kecamatan Rancaekek makin meluas dan air makin meninggi. Seperti diberitakan sebelumnya pada waktu itu ketinggian masih 1 meter dijalan desa tapi hari ini ketinggian air mencapai 1,2 meter di pemukiman penduduk.
Dari lokasi banjir turut hadir memantau Camat Rancaekek, team saber Sabilulungan bersih, Pramuka peduli, dan forum relawan nusantara, Tagana Kabupaten Bandung. Salah satu warga menuturkan, paling parah di RW 5,6 dan RW 15,” ujar kang Yudi, salah satu warga DS Sukamanah.
Dituturkan juga oleh dindin salah satu warga Sukamanah, Desa Sukamanah menjadi sentral banjir, karena topografi wilayahnya salah satu cekungan Bandung,”ungkapnya.
“Terkait kondisi pemeliharaan sungai Citarik oleh dinas terakait, terakhir normalisasi sungai citarik setahu saya tahun 1992, jadi mana mungkin sekarang ini bisa menampung debit air yang melimpah,” imbuhnya.
Sementara itu kades Sukamanah, Dede Rohimat, mengatakan bahwa saat ini pihaknya menyediakan dapur umum dan posko dirumah saya (kades-red), ” katanya.
“Alhamdullilah dari pihak kecamatan hari ini dapat bantuan perahu karet dan dari pihak Polsek tenda evakuasi, “ terangnya.
Salah satu anggota Tagana Kabupaten Bandung, Asep Musthofa menjelaskan perihal banjir, selain hujan lebat yang terjadi sejak 3 hari yang lalu, ini akibat normalisasi sungai Cimande dan cikeruh.,”ujarnya.
“ Air sungai Cimande dan Cikeruh langsung masuk ke sungai Citarik, sedangkan kapasitas sungai tdak dapat menampung, akibatnya air meluap sampai ke pemukiman di wilayah desa sukamanah,” paparnya.
Asep menambahkan, khusus untuk kampung Sukarame dan Babakan sayang (Desa Cileunyi Kulon & Desa Tegalluar) dari pantauanya, ratusan hektar sawah rusak total,di wilayah ini. Banjir diakibatkan terbendungnya aliran air oleh urugan projek KCIC, ” sebutnya.
“Kerugian petani diwilayah tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta karena semua gagal panen,” ucapnya seraya menambahkan bahwa kondisi seperti ini dikhawatirkannya, apalagi ada rencana pembangunanan TOD oleh KCIC. (Emur Permadi)